Nama
Taekwondo sendiri, merupakan istilah baru yang muncul sekitar tahun
1950-an. Pada masa kuno, Taekwondo dikenal dengan nama “Subak”, “Taek Kyon”, “Tak Kyon”, maupun beberapa nama lainnya. Sebuah buku tentang seni beladiri yang disebut “Muye Dobo Tongji”
menyebutkan bahwa: “(Taekwondo) Seni pertarungan tangan kosong adalah
dasar dari seni beladiri, yang membangun kekuatan dengan melatih tangan
dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa,
sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis. Pada awal sejarah Semenanjung Korea, ada
tiga suku bangsa atau kerajaan yang mempertunjukkan kontes bela diri
sebagai bentuk persaingan satu sama lainnya. Ketiga kerajaan ini adalah
Koguryo, Paekje, dan Silla. Semuanya melatih para ksatria, yang
tergabung dalam kekuatan militer. Menurut catatan, kelompok ksatria
muda yang terorganisir seperti Hwarangdo di Silla dan Chouisonin di
Koguryo, menjadikan latihan bela diri sebagai salah satu subjek penting
yang harus dipelajari.
Nenek
moyang bangsa Korea yang terdiri dari beberapa suku bangsa sejak jaman
neolitikum telah mempunyai berbagai kegiatan olahraga dalam setiap
upacara atau ritual keagamaan dengan tujuan untuk meningkatkan
keberanian mereka dalam berperang.
Taek Kyon yang merupakan cikal bakal Taekwondo pertama kali ditemukan
dari Dinasti ini pada abad 37 SM. Hal ini dibuktikan dengan adanya
lukisan dinding yang menunjukkan permainan Taek Kyon pada reruntuhan
makam Kerajaan Muyong Chong dan Kachu Cong.
Di dalam langit-langit makam Kerajaan Muyong Chong terdapat lukisan 2
orang yang saling berhadapan dalam permainan beladiri Taek Kyon.
![]() |
Lukisan Dinding yang Ditemukan di Reruntuhan Kerajaan Muyong Chong |
Taek
Kyon berkembang pesat pada masa Dinasti Silla. Sejak saat
diperkenalkannya Taek Kyon, maka didirikanlah akademi militer yang
dikhususkan bagi para bangsawan muda Silla yang dikenal dengan sebutan Hwarang-Do. Perkumpulan Hwarang-Do menjadikan Taek Kyon sebagai bagian dari pelatihan dasar aturan hidup mereka.
Para anggota Hwarang-Do diajarkan berbagai disiplin ilmu, seperti
sejarah, filsafat konfusius, etika, moralitas Buddha, puisi, taktik
militer dan tentu saja Taek Kyon.
- Dinasti Gorea dan Yi
Pada masa Dinasti Gorea, Taekwondo dikenal dalam bahasa lain, yaitu Subak.
Subak tidak hanya dilakukan sebagai suatu kecakapan berolahraga semata,
melainkan juga melatih kemampuan berperang. Pada masa dinasti ini,
Subak hanyalah monopoli kaum militer. Hanya rakyat yang bercita-cita
ingin belajar di militer kerajaan, yang mendalami Subak karena termasuk
dalam salah satu tes pokok untuk menjadi tentara kala itu. Pada masa
Dinasti Yi, Subak tidak lagi menjadi monopoli kaum militer. Akhirnya
Subak menjadi lebih terkenal di masyarakat. Sejak saat itulah, Subak
yang juga merupakan cikal bakal Taekwondo menjadi olahraga nasional.
Pada masa korea modern, saat Dinasti Chosun (Yi) berkuasa pada tahun 1392 sampai 1910 dan pada zaman penjajahan Jepang sampai tahun 1945, Subakhui dan Taekkyon (sebutan untuk Taekwondo pada masa itu) mengalami kemunduran dan tidak mendapat dukungan dari pemerintah yang memodernisasi tentaranya dengan senjata api. Dinasti Yi yang didirikan berdasarkan ideologi Konfusius, lebih mementingkan kegiatan kebudayaan daripada seni bela diri. Kemudian pada saat Raja Jungjo memerintah setelah invasi Jepang pada tahun 1952, pemerintah kerajaan membangun kembali pertahanan yang kuat dengan memperkuat latihan ketentaraan dan praktek seni bela diri.
Pada
tahun 1943, setelah ilmu beladiri Judo. Karate dan Kungfu pertama kali
masuk Korea dan terkenal sampai Korea merdeka atas penjajahan Jepang
pada 2 tahun berikutnya, rakyat Korea yang tertarik dengan Taekwondo
berusaha untuk menyempurnakan Taekwondo menjadi ilmu beladiri yang tidak
kalah baiknya. Seiring denan kemerdekaan Korea, konsep baru tentang
kebudayaan dan tradisi mulai banglkit. Banyak para ahli seni beladiri
mendirikan “Kwan” (perguruan). Dengan meningkatnya
populasi dan hubungan kerjasama yang baik antar sesama perguruan
beladiri, akhirnya diputuskan untuk menyatukan nama seni beladiri mereka
dengan sebutan Taekwondo pada tahun 1954. Pada 16 September 1961, nama
Taekwondo sempat berubah menjadi Tae Soo Do, namun kembali lagi menjadi Taekwondo seiring dengan berdirinya organisasi nasional yang bernama Korea Taekwondo Association (KTA).
Dalam
rentang waktu antara 1965 sampai 1970an, KTA banyak menyelenggarakan
berbagai acara pertandingan dan demosntrasi pada skala nasional.
Taekwondo menyebar dan berkembang di berbagai kalangan hingga diakui
sebagai disiplin / program resmi oleh Pertahanan Nasional Korea.
Pada
tahun 1972, Kuk Ki Won didirikan sebagai markas besar Taekwondo, hal
ini menjadi penting bagi perkembangan Taekwondo ke seluruh dunia.
Kejuaraan dunia Taekwondo yang pertama diadakan pada tahun 1973 di Kuk
Ki Won, Seoul, Korea Selatan. Sampai saat ini kejuaraan dunia rutin
dilaksanakan setiap 2 tahun sekali.
![]() |
Kukkiwon World Taekwondo Head-Quarter |
Taekwondo
dipertandingkan sebagai nomor ekshibisi pada Olympic Games di Seoul
tahun 1988 dan dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi pada
Olympic Games di Sidney tahun 2000.
Grandmaster : Pelatih dengan tingkat DAN 9-10
Kwanjang Nim / Master : Pelatih dengan tingkat DAN 7-8
Sabeum Nim : Pelatih dengan tingkat DAN 4-6
Sabeum : Pelatih dengan tingkat DAN 1-3
Kyosah : Asisten Pelatih
Sonbae : Senior
Hubae : Junior
Jee ja : Murid
Yukeup ja : Penyandang Sabuk warna
Yudan ja : Penyandang Sabuk Hitam
Chobo ja : Pemula/sabuk putih
Taekwondo Junshin : Prinsip ajaran Taekwondo
Sanggeup Shimsa : Ujian Kenaikan Tingkat
Muknyeom : Meditasi
Yoshintongil : Berdoa
Dobok : Seragam Taekwondo
Ti : Sabuk Latihan
Oen : Kiri
Oreun : Kanan
Joonbi Undong : Warming Up
Kibon : Dasar
Kibon Jase : Kuda-kuda Dasar
Kibon Dojak : Gerakan Dasar
Teuk Soo Dojak : Gerakan Dasar
Kisul : Teknik
Kongkyok Kisul : Teknik serangan
Hoshinsul : Pembelaan Diri
Kyuk Pa : Teknik Pemecahan
Si Beom : Demonstrasi/Atraksi
Hanbeon Kyoruki : Serangan Satu Langkah
Keup So : Sasaran Vital
Dojang : Tempat Latihan
Kwan : Perguruan
Poomsae : Jurus
Kyoruki : Pertarungan
HITUNGAN
Hana : Satu
Dool : Dua
Set : Tiga
Net : Empat
Daseot : Lima
Yaseot : Enam
Ilgub : Tujuh
Yeodul : Delapan
Ahop : Sembilan
Yeol : Sepuluh
Yeol Hana : Sebelas
Seunmool : Dua Puluh
Seunmool Hana : Dua Puluh Satu
Seoreun : Tiga Puluh
Baek : Seratus
Kwanjang Nim / Master : Pelatih dengan tingkat DAN 7-8
Sabeum Nim : Pelatih dengan tingkat DAN 4-6
Sabeum : Pelatih dengan tingkat DAN 1-3
Kyosah : Asisten Pelatih
Sonbae : Senior
Hubae : Junior
Jee ja : Murid
Yukeup ja : Penyandang Sabuk warna
Yudan ja : Penyandang Sabuk Hitam
Chobo ja : Pemula/sabuk putih
Taekwondo Junshin : Prinsip ajaran Taekwondo
Sanggeup Shimsa : Ujian Kenaikan Tingkat
Muknyeom : Meditasi
Yoshintongil : Berdoa
Dobok : Seragam Taekwondo
Ti : Sabuk Latihan
Oen : Kiri
Oreun : Kanan
Joonbi Undong : Warming Up
Kibon : Dasar
Kibon Jase : Kuda-kuda Dasar
Kibon Dojak : Gerakan Dasar
Teuk Soo Dojak : Gerakan Dasar
Kisul : Teknik
Kongkyok Kisul : Teknik serangan
Hoshinsul : Pembelaan Diri
Kyuk Pa : Teknik Pemecahan
Si Beom : Demonstrasi/Atraksi
Hanbeon Kyoruki : Serangan Satu Langkah
Keup So : Sasaran Vital
Dojang : Tempat Latihan
Kwan : Perguruan
Poomsae : Jurus
Kyoruki : Pertarungan
HITUNGAN
Hana : Satu
Dool : Dua
Set : Tiga
Net : Empat
Daseot : Lima
Yaseot : Enam
Ilgub : Tujuh
Yeodul : Delapan
Ahop : Sembilan
Yeol : Sepuluh
Yeol Hana : Sebelas
Seunmool : Dua Puluh
Seunmool Hana : Dua Puluh Satu
Seoreun : Tiga Puluh
Baek : Seratus
dobeon= dua kali
sambeon= tiga kali
iljang= satu
ijang= dua
samjang= tiga
sahjang= empat
ohjang= lima
yukjang= enam
chiljang= tujuh
paljang= delapan
INSTRUKSI
Charyeot : Perhatian
Kyong Rye : Hormat
Joonbi : Siap
Sijak : Mulai
Baro : Kembali ke posisi awal
Dwi Dora : Balik arah
Shioh : Rileks
Kalryeo : Tahan/Berhenti sementara
Kyesok : Lanjutkan
Keuman : Selesai
Palli : Cepat
Ta si : Ulangi Lagi
Kyo dae : Tukar Posisi
UCAPAN
Anyeong Hasimnika : Salam
Kamsha Hamnida : Terima Kasih
Mian Hamnida : Maaf
Ne : Ya
Aneo : Tidak
BAGIAN TUBUH
Jumeok : Kepalan
Deung Jumeok : Punggung kepalan
Me Jumeok : Kepalan Palu (bagian luar kepalan)
Sonal : Kepalan
Sonkeut : Ujung Jari
Batangson : Telapak tangan
Bakat Palmok : Lengan Bagian Luar
An Palmok : Lengan Bagian Dalam
Palgup : Siku Tangan
Ap Chuk : Ujung Depan Telapak Kaki
Dwi Chuk : Telapak Kaki Bagian Belakang
Balnal : Telapak kaki bagian samping luar
Balbadak : Telapak kaki bagian dalam
Baldeung : Punggung Telapak Kaki
Dwikumchi : Tumit
Mureup : Lutut
Momtong : Badan
Eogul : Muka
Are : Di bawah badan
SIKAP KUDA-KUDA (SEOGI)
Moa Seogi : Kuda-kuda rapat
Naranhi Seogi : Kuda-kuda Sejajar
Juchum Seogi : Kuda-kuda duduk
Ap Seogi : Kuda-kuda/Sikap jalan pendek
Ap kubi : Kuda-kuda/Sikap jalan panjang
Dwi Kubi : Kuda-kuda L
Beom Seogi : Kuda-kuda/Sikap Harimau
Koa Seogi : Kuda-kuda Silang
Hakdari Seogi : Kuda-kuda Satu Kaki\
PUKULAN
Jireugi : Pukulan
Yeop Jireugi : Pukulan Samping
Chi Jireugi : Pukulan dari bawah ke atas
Dolryeo Jireugi : Pukulan Mengait
Pyojeok Jireugi : Pukulan dengan sasaran
SABETAN (CHIGI)
Sonal Mok Chigi : Sabetan Ke Leher dengan pisau Tangan
Palgup Chigi : Sabetan Siku
Deung Jumeok Ap Chigi : Sabetan ke Depan dengan punggung kepalan tangan
Jebibom Mok Chigi : Sabetan ke Leher dengan pisau tangan
dan Tangkis ke atas muka dengan pisau tangan
TUSUKAN (CHIRIGI)
Pyeonson Keut Sewo Chireugi : Tusukan Dengan Telepak tangan tegak
Pyeonson Keut Upeo Chireugi : Tusukan Dengan Telepak tangan datar
Ageumson Keut Chireugi : Hentakan Ke leher dengan sela-sela ibu jari dan telunjuk
Gawison Keut Chireugi :Tusukan dengan jari telunjuk & tengah ke arah kedua mata
Hanson Keut Chireugi : Tusukan dengan jari telunjuk ke arah salah satu mata atau leher
Dulson Keut Chireugi : Tusukan dengan jari telunjuk & tengah dirapatkan ke arah salah satu
mata atau leher
TANGKISAN (MAKKI)
Are Makki : Tangkisan ke Bawah
Eogul Makki : Tangkisan ke atas muka
Eogul Bakkat Makki : Tangkisan ke luar muka
Momtong Makki : Tangkisan ke badan dari dalam ke luar mengunakan lengan luar
Momtong An Makki : Tangkisan ke badan dari luar ke dalam mengunakan lengan luar
Momtong Bakkat Makki : Tangkisan ke badan dari dalam ke luar mengunakan lengan dalam
Bitureo Makki : Tangkisan dengan badan melintir
Hechyeo Makki : Tangkisan Ganda Mendesak keluar
Gawi Makki : Tangkisan Menggunting
Sonal Momtong Makki : Tangkisan dengan pisau tangan ke badan (serentak dua tangan dari belakang)
Sonal Momtong Makki : Tangkisan dengan pisau tangan ke badan (satu tangan mengepal)
Bakat Palmok Are Geudro Makki : Tangkisan dengan tangan bagian luar ke bawah (serentak dua tangan dari belakang)
Bakat Palmok Momtong Geudro Makki : Tangkisan dengan tangan bagian luar ke badan (serentak dua tangan dari belakang)
Eotgoreo Are Makki : Tangisan silang ke arah bawah
Wesanteul Makki : Tangkisan Ganda membuka ke Samping
TENDANGAN (CHAGI)
Ap Chagi : Tendangan Ke Depan
Momtong Dollyo Chagi : Tendangan melingkar depan ke badan
Eogul Dollyo Chagi : Tendangan melingkar depan ke muka
Momtong Yeop Chagi : Tendangan samping dengan pisau kaki ke badan
Eogul Yeop Chagi : Tendangan samping dengan pisau kaki ke muka
Dwi Chagi : Tendangan Putar Mendorong Ke Belakang
Deol O Chagi : Tendangan Mencangkul
Dwi Hurigi : Tendangan Putar dengan Mengkait
Twio Dwi Chagi : Tendangan Putar Mendorong Ke Belakang Sambil Melompat
Twio Dwi Hurigi : Tendangan Putar dengan Mengkait Sambil Melompat
Dubal Dangsang Chagi : Tendangan ganda ke Depan Sambil Melompat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar