Selasa, 28 Mei 2013

TABLE MANNER

-->
    
  
       Setiap negara memiliki cara dan etiket makan, sendiri-sendiri. Orang sering menyebutnya dengan “Table Manners” atau “Dining Etiquette”. Negara-negara Continental, Eropa, dan Amerika punya gaya yang hampir mirip. Tak heran kalau aturan makan dalam pergaulan internasional akhirnya dipengaruhi oleh negara-negara tersebut.
Dari semua negara itu Perancis dapat mewakili etiket makan internasional. Bukan saja karena Prancis adalah salah satu kiblat dunia kuliner internasional, tapi juga karena banyak negara Barat lainnya yang turut menganut aturan makan Prancis.
Apa saja aturan main tersebut? Simak contekan berikut…………….

POSISI DUDUK


    Posisi duduk dalam undangan makan juga perlu diperhatikan. Jangan sampai salah duduk.
    Dalam undangan makan tertentu yang bersifat formal biasanya masing-masing kursi sudah diberi nama di mejanya.
    Nama diletakkan di atas meja.
    Jika ini yang terjadi, duduklah di kursi yang tertulis nama Anda. Jika tidak ada, berarti Anda bebas memilih tempat duduk.

MEMBUKA” KURSI

Biasanya, yang “membukakan” kursi adalah para pramusaji. Jika ini tidak terjadi, jangan berkecil hati, bukalah sendiri dengan cara mengangkat sedikit kaki kursi, jangan menggesernya. Duduklah senyaman mungkin. Usahakan posisi duduk tetap tegak, jangan membungkuk.

KARTU MENU

Kartu menu berisi urutan hidangan yang akan disajikan. Mulai dari hidangan pembuka hingga hidangan penutup tertulis dengan jelas. Jika ada salah satu hidangan yang Anda tidak inginkan atau merupakan pantangan, Anda dapat meminta pada pramusaji untuk tidak menyajikannya. Jika mungkin, beberapa hari sebelum Anda menghadiri undangan tersebut, sampaikan informasi ini kepada si pengundang. Jika tidak ada kartu menu, ikutilah tawaran yang diberikan si pengundang (host), katakan kepada host. Jika Anda satu meja dengan host, jangan mendahului membuka kartu menu. Biarkan host membuka kartu menu lebih dahulu.

Tips :
    Sebaiknya datang lebih awal beberapa menit dari waktu undangan. Hal ini akan menolong Anda untuk memberikan rasa nyaman pada diri sendiri. Jangan menjadi pusat perhatian karena Anda datang terlambat.
    Sikap ini sangat diperlukan. Dengan sikap tenang Anda akan dapat menguasai situasi selama perjamuan berlangsung.

Senin, 27 Mei 2013

PHASKHAS TNI AU.



sumber foto:belantaraindonesia.org.

     Korps Pasukan Khas TNI AU, disingkat Korpaskhasau, merupakan pasukan (khusus) yang dimiliki TNI AU. Sama seperti satuan lainnya di TNI AD dan TNI AL, Paskhas merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra: laut, darat, udara. Hanya saja dalam operasi, tugas dan tanggungjawab, Paskhas lebih ditujukan untuk merebut dan mempertahankan pangkalan udara dari serangan musuh, untuk selanjutnya menyiapkan bagi pendaratan pesawat teman. Kemampuan satu ini disebut Operasi Pembentukan dan Pengoperasi Pangkalan Udara Depan (OP3UD). 

      Sejarah Paskhas sebagai pasukan payung pertama hampir setua Republik Indonesia ini. Operasi penyusupan lewat udara oleh 14 paratroops pada 17 Oktober 1947 di Kotawaringin, Kalimantan, ditandai sebagai hari keramat kelahiran Paskhas. Di awal usia TNI AU (lahir 9 April 1946), pasukan payung ini disebut Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP). April 1952, kekuatan AURI diperkuat dengan dibentuk lagi Pasukan Gerak Tjepat (PGT). 
     

       Embrio Paskhas terbentuk mulai bulan Juli 1947,  saat Gubernur Kalimantan Ir. Pangeran Mohamad Noor mengirim surat kepada KSAU agar menerjunkan pasukan payungnya di Kalimantan.   Hal ini mendapatkan sambutan positif dari KSAU, yang langsung memerintahkan prajurit-prajurit AURI asli Kalimantan yang mengungsi ke Jawa untuk ikut dalam misi tersebut.   Jumlah anggota yang dilatih adalah 12 prajurit asal Kalimantan dan 2 prajurit asal Jawa.  Ditunjuk sebagai komandan adalah Mayor Tjilik Riwut. 
 

PELETON INTAI TEMPUR KOSTRAD ( TONTAIPUR)



Peleton Intai Tempur (Tontaipur) merupakan satuan elite Kostrad terbaru, diresmikan pada tanggal 4 Agustus 2001. Setelah latihan secara intensif selama lima bulan, 97 pasukan yang diseleksi dari Brigade Infantri 9 dan Brigade Infantri 13 Kostrad menjadi prajurit-prajurit pertama satuan elite ini.
Sesuai kualifikasinya, Tontaipur akan diterjunkan untuk misi pengintaian jarak jauh ke wilayah musuh dan melakukan penghancuran terhadap sasaran-sasaran penting. Diantara perlengkapan yang dibawa, mereka akan dibekali senapan serbu khusus berikut teropong bidik malam (NVG, night vision goggle). Tiap personel Tontaipur ini memiliki kemampuan operasi sekaligus di tiga matra, yakni di darat, laut, dan udara.
Uji coba pertama bagi Tontaipur adalah operasi penumpasan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

SEJARAH DAN TERMINOLOGI TAEKWONDO

   
    

  Nama Taekwondo sendiri, merupakan istilah baru yang muncul sekitar tahun 1950-an. Pada masa kuno, Taekwondo dikenal dengan nama “Subak”, “Taek Kyon”, “Tak Kyon”, maupun beberapa nama lainnya. Sebuah buku tentang seni beladiri yang disebut “Muye Dobo Tongji” menyebutkan bahwa: “(Taekwondo) Seni pertarungan tangan kosong adalah dasar dari seni beladiri, yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis.  Pada awal sejarah Semenanjung Korea, ada tiga suku bangsa atau kerajaan yang mempertunjukkan kontes bela diri sebagai bentuk persaingan satu sama lainnya. Ketiga kerajaan ini adalah Koguryo, Paekje, dan Silla. Semuanya melatih para ksatria, yang tergabung dalam kekuatan militer. Menurut catatan, kelompok ksatria muda yang terorganisir seperti Hwarangdo di Silla dan Chouisonin di Koguryo, menjadikan latihan bela diri sebagai salah satu subjek penting yang harus dipelajari.
Nenek moyang bangsa Korea yang terdiri dari beberapa suku bangsa sejak jaman neolitikum telah mempunyai berbagai kegiatan olahraga dalam setiap upacara atau ritual keagamaan dengan tujuan untuk meningkatkan keberanian mereka dalam berperang. Taek Kyon yang merupakan cikal bakal Taekwondo pertama kali ditemukan dari Dinasti ini pada abad 37 SM. Hal ini dibuktikan dengan adanya lukisan dinding yang menunjukkan permainan Taek Kyon pada reruntuhan makam Kerajaan Muyong Chong dan Kachu Cong. Di dalam langit-langit makam Kerajaan Muyong Chong terdapat lukisan 2 orang yang saling berhadapan dalam permainan beladiri Taek Kyon.
Lukisan Dinding yang Ditemukan di Reruntuhan Kerajaan Muyong Chong

SAMURAI

           Samurai adalah istilah untuk perwira militer kelas elit sebelum zaman industrialisasi di Jepang. Kata "samurai" berasal dari kata kerja "samorau" asal bahasa Jepang kuno, berubah menjadi "saburau" yang berarti "melayani", dan akhirnya menjadi "samurai" yang bekerja sebagai pelayan bagi sang majikan.

         Istilah yang lebih tepat adalah bushi (harafiah: "orang bersenjata") yang digunakan semasa zaman Edo. Bagaimanapun, istilah samurai digunakan untuk prajurit elit dari kalangan bangsawan, dan bukan contohnya, ashigaru atau tentara berjalan kaki. Samurai yang tidak terikat dengan klan atau bekerja untuk majikan (daimyo) disebut ronin (harafiah: "orang ombak"). Samurai yang bertugas di wilayah han disebut hanshi.


UAV Wulung Karya BPPT Sukses Uji Coba


UAV / Pesawat udara nir-awak (puna) Wulung sukses menjalani uji coba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis 11 Oktober 2012. Pesawat yang dikembangkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) itu berhasil unjuk kemampuan di langit Halim.

PUNA WULUNG - UAV / Pesawat udara tanpa awak buatan BPPT
PUNA WULUNG - UAV / Pesawat udara tanpa awak buatan BPPT 
(foto : VIVAnews/Muhamad Solihin

Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepincut dengan karya anak bangsa itu. SBY yang baru mendarat di Halim--setelah melawat ke Yogyakarta--menyempatkan diri melihat aksi Wulung. "Saya senang, sampaikan selamat kepada yang membuat, peneliti, dan yang mendesain ini," kata SBY saat berbincang dengan peneliti BPPT.

Saking senangnya, SBY yang hanya singgah sekitar sepuluh menit berjanji akan memperhatikan pengembangan pesawat tanpa awak buatan dalam negeri itu. "Masih ada dana pengembangannya? Nanti saya on top-kan pengembangannya," ujar SBY.

Riset Lapan Surveillance Aircraft (LSA)

Dihadapkan dengan perkembangan lingkungan strategis, maka tugas Koarmatim ke depan semakin berat dan menantang. Demikian disampaikan oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Agung Pramono SH. M. Hum pada saat memimpin Serah Terima Jabatan (Sertijab) Komandan Satuan Kapal Cepat (Dansatkat) Koarmatim, di dermaga Madura, Koarmatim, Ujung, Surabaya, Senin (22/4).


Pangarmatim menegaskan dibutuhkan kinerja organisasi yang mampu merespon dan mengantisipasi setiap perkembangan yang terjadi. Dalam kapasitas ini maka Satuan Kapal Cepat Koarmatim sebagai komando pelaksana pembinaan yang bertugas melaksanakan pembinaan kekuatan dan kemampuan tempur unsur-unsur organiknya dalam bidang peperangan anti kapal permukaan, antiserangan udara serta antibawah permukaan, harus terus dibina dan ditingkatkan kemampuan tempur Koarmatim.